Home / siswa / Awalnya minder, Tim Syarhil Qur’an Sekolahnya Para Pemimpin Justru Meraih Juara 1 tingkat Jawa timur

Awalnya minder, Tim Syarhil Qur’an Sekolahnya Para Pemimpin Justru Meraih Juara 1 tingkat Jawa timur

Surabaya — Tak ada kemenangan tanpa perjuangan. Ungkapan itu tampaknya benar-benar dialami oleh Tim LSQ perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya yang terdiri dari C (kelas 9 As Shobur), Denada Liafhirotin Najwa (kelas 9 As Shobur), dan Marwah Athifatul Qonita (kelas 8 Al Fathonah). Ketiganya sukses meraih Juara 1 Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ) FASHMU 2 Tingkat Jawa Timur, yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Gedung At-Tauhid, pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Namun, jalan menuju juara tak semulus yang dibayangkan. Menurut pendamping sekaligus koordinator ISMUBA, Ustadzah Dwi Nuryani, S.Ud., ada banyak drama yang mewarnai perjalanan mereka.
“Mulai dari kostum yang tidak muat hingga baru dapat H-1 lomba. Bahkan saat final, kami dikira tampil urutan keenam, tapi ternyata jadi yang pertama karena lima tim sebelumnya belum hadir. Anak-anak sampai kaget, belum sempat napas langsung tampil,” ujarnya sambil tertawa mengenang momen tersebut.

advertise spmb inden smp mutu

Tantangan semakin terasa ketika mereka melihat lawan-lawan dari berbagai daerah yang sebagian besar berasal dari SMA dan pondok pesantren. “Make-up, kostum, dan penyampaian mereka semua bagus-bagus. Jujur, saya sempat minder,” tambahnya.

Salah satu anggota tim, Arnieza Fathia Zahra Suharto, mengungkapkan bahwa mereka sempat panik di awal penampilan. “Saat salam pembukaan, kami nggak kompak, bahkan sempat blank karena perubahan mendadak dari urutan ke-5 ke nomor 1. Rasanya kaget banget, performa juga sempat turun,” tuturnya.

Saat pengumuman pemenang, detik-detik penuh haru kembali terjadi. Nama mereka tidak disebut-sebut hingga posisi juara 2, membuat tim Surabaya ini hampir putus asa. “Kami sempat mikir, ya sudah, mungkin belum rezeki. Kami cuma bisa berdoa dan pasrah,” kata Denada. Namun, tak disangka, justru nama mereka diumumkan sebagai Juara 1!

Tangis haru pun pecah. “Kami langsung sujud syukur sambil menangis. Rasanya campur aduk antara nggak percaya dan bahagia,” lanjut Denada dengan mata berkaca-kaca.

Menariknya, selama lomba, tim dari sekolahnya para pemimpin ini justru sempat merasa diremehkan. “Tim lain dapat pujian dari juri, tapi kami malah disuruh keluar ruangan dengan kata-kata ‘kamu tunggu di sini atau keluar’. Bahkan ada yang bilang suara kami kecil,” ungkap Denada. Namun, semua keraguan itu akhirnya terbayar lunas dengan hasil yang gemilang.

Kemenangan ini menjadi bukti bahwa kerja keras, keikhlasan, dan doa mampu menembus segala keterbatasan. Dari drama kostum hingga rasa minder, mereka tetap melangkah — dan akhirnya membuktikan bahwa keajaiban selalu berpihak pada yang pantang menyerah.

Rachell Fattama Az Zahrah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *