Di tengah perayaan Milad ke-62 Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) hari ini, filosofi luhur perguruan pencak silat ini menemukan gaung yang kuat di SMP Muhammadiyah 7 Surabaya. Sebagai ekstrakurikuler wajib, Tapak Suci bukan sekadar aktivitas fisik bagi para siswa di sekolah yang bertekad “mewujudkan generasi pemimpin yang Qur’ani, tangguh, cerdas, dan berprestasi”. Ini adalah lokomotif pembentukan karakter yang selaras sempurna dengan visi sekolah.
Tapak Suci, dengan akarnya pada tauhid yang mencerahkan, akhlak yang menyejukkan, keberanian yang menegakkan keadilan, dan kedisiplinan yang menumbuhkan keunggulan. Ia menjadi kawah candradimuka bagi calon pemimpin masa depan. Setiap gerakan, setiap latihan pernapasan, dan setiap simulasi pertarungan di gelanggang adalah pelajaran nyata tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya: berani karena benar, rendah hati karena sadar, dan sigap karena cinta pada sesama.
Sinkronisasi Visi yang Melahirkan Juara Sejati
Keberhasilan SMP Muhammadiyah 7 Surabaya dalam menjuarai berbagai kejuaraan silat bukanlah kebetulan semata. Ini adalah buah dari sinkronisasi visi yang brilian antara nilai-nilai Tapak Suci dan cita-cita sekolah.
1. Mewujudkan Generasi Pemimpin yang Qur’ani
Dalam Tapak Suci, kekuatan sejati berasal dari ruhani yang tersambung dengan Sang Pencipta. Disiplin ibadah, yang tersirat dalam 17 pancaran sinar matahari pada lambang Tapak Suci, menanamkan kesadaran tauhid. Ini membentuk fondasi pemimpin yang tak hanya cerdas secara duniawi, tetapi juga kokoh spiritualnya, menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap tindakannya.
2. Tangguh
“Tapak” adalah jejak konkret dan Tapak Suci secara intrinsik melatih ketangguhan fisik dan mental. Di tengah turbulensi zaman—dari hoaks digital hingga tantangan sosial—siswa ditempa untuk membela akal sehat, membela empati, dan membela martabat. Mereka belajar mengatasi rintangan, tidak hanya di gelanggang tetapi juga dalam kehidupan nyata, membentuk pemimpin yang resilien dan tak mudah menyerah.
3. Cerdas
Visi “cerdas” tidak hanya tentang nilai akademis. Warna biru pada lambang Tapak Suci melambangkan kedalaman ilmu. Latihan di Tapak Suci mendorong pemikiran strategis, kecepatan mengambil keputusan, dan kemampuan adaptasi—kualitas penting bagi seorang pemimpin. Di era digital, kecerdasan ini meluas menjadi literasi digital dan kemampuan memfilter informasi, melindungi diri dari disinformasi yang merajalela.
4. Berprestasi
Prestasi Tapak Suci di berbagai kejuaraan adalah bukti nyata dari kedisiplinan dan keunggulan yang ditanamkan. Ini mengajarkan siswa tentang pentingnya kerja keras, dedikasi, dan semangat juang untuk meraih puncak. Namun, lebih dari sekadar medali, prestasi sejati adalah menjadi pelindung umat dan penjaga nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana diajarkan oleh falsafah “membela yang benar, bukan membenarkan yang dibela.”
Tapak Suci di SMP Muhammadiyah 7 Surabaya bukan hanya ekstrakurikuler wajib yang mengukir prestasi. Ia adalah laboratorium pembentukan karakter, tempat generasi pemimpin masa depan ditempa untuk memiliki kompetensi, kasih sayang (compassion), dan keberanian (courage).
Di Milad ke-62 ini, Tapak Suci menegaskan kembali perannya sebagai penjejak kesucian yang menciptakan jejak kemaslahatan, memastikan bahwa setiap langkah kader di bumi Indonesia meninggalkan warisan peradaban yang kokoh. Ini adalah bukti nyata bahwa seni bela diri dapat menjadi sarana ampuh untuk mencetak generasi kuat yang siap memimpin dengan hati dan pikiran. (*)
*)Oleh: Imam Sapari, SPd I, MPd I
Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Surabaya