Home / Berita / Bukan Sembarang Kajian! ‘Gus Imsap’ Beberkan Jurus Spiritual Mengelola Hati untuk Dokter dan Nakes di Surabaya

Bukan Sembarang Kajian! ‘Gus Imsap’ Beberkan Jurus Spiritual Mengelola Hati untuk Dokter dan Nakes di Surabaya

SURABAYA – Ruang pertemuan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya mendadak ramai pada Rabu siang, 20 Agustus 2025. Bukan karena kegiatan medis, melainkan digelarnya kajian “Reboan” yang sukses memikat hati para dokter, bidan, dan tenaga kesehatan. Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini, menghadirkan Ketua Majelis Tabligh PDM Surabaya, Ustaz Imam Sapari, S.HI., M.Pd.I., atau biasa kita panggil Gus Imsap sebagai pembicara utama.
Mengangkat tema “Membangun Resiliensi Merawat Hati”, kajian ini bertujuan memberikan suntikan semangat dan motivasi kerja bagi para pahlawan kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Surabaya. Gus Imsap membuka materinya dengan menjelaskan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam menghadapi situasi sulit.


Gus Imsap menjelaskan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap kuat dalam menghadapi situasi sulit. Beliau menyampaikan materi dengan empat poin utama:

  1. Niat dan Ikhlas: Kunci untuk mengubah pengabdian menjadi ibadah. Setiap tindakan, sekecil apa pun, akan dinilai oleh Allah berdasarkan niat di baliknya.
  2. Manajemen Stres dan Keseimbangan Hidup: Ibadah hati di tengah kesibukan. Pentingnya doa, zikir, puasa, sedekah, dan istirahat yang berkah ditekankan dalam poin ini.
  3. Merawat Hati dan Menjaga Empati: Menjadi penyembuh sejati. Al-Qur’an disebutkan sebagai penawar hati, serta pentingnya menziarahi orang sakit dan memahami takdir.
  4. Membangun Resiliensi Spiritual: Dari kelelahan menuju keteguhan. Tawakal, bersyukur dalam segala kondisi, dan memiliki lingkungan yang baik juga menjadi poin penting.
    Dalam kajiannya, Gus Imsap menegaskan bahwa profesi dokter dan perawat adalah profesi yang mulia maka dari itu jangan dikotori dengan niat yang kotor dan penuh emosi. Kemualian profesi ini dikarenakan mereka berhadapan langsung dengan kehidupan dan kematian, serta menjadi jembatan menuju surga. Oleh karena itu, kunci untuk mengubah pengabdian profesional ini menjadi ibadah yang bernilai adalah dengan memiliki niat yang lurus dan keikhlasan. Beliau juga mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”.
    Para peserta tampak sangat antusias mengikuti kajian ini. Sesi tanya jawab berjalan interaktif, hingga kajian yang direncanakan selama satu jam terasa kurang. Banyak peserta yang berharap agar acara serupa dapat diadakan kembali di waktu mendatang. Kajian ini sukses memberikan semangat dan motivasi bagi para tenaga kesehatan untuk terus bersemangat dalam bekerja, dengan menjadikan profesi mereka sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.

(rachell fattama az zahrah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *