Home / Berita / Membaca Damai di Garis Anarkis: Hikmah Tabayyun di Era Penuh Fitnah

Membaca Damai di Garis Anarkis: Hikmah Tabayyun di Era Penuh Fitnah

Fenomena demonstrasi yang berujung pada kericuhan, anarkisme, hingga penjarahan dan pembakaran telah menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Aksi-aksi ini, yang awalnya merupakan wujud penyampaian aspirasi, sering kali disusupi oleh pihak-pihak yang sengaja memicu provokasi, mengubah tujuan damai menjadi tindakan destruktif.

Dampak dari kekerasan ini tidak hanya merugikan secara materi, seperti hancurnya fasilitas umum dan properti pribadi, tetapi juga mengikis rasa aman dan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme penyelesaian masalah secara damai.

Kericuhan dalam demonstrasi juga dipengaruhi oleh masifnya penyebaran hoaks dan narasi provokatif melalui media sosial, yang memicu emosi massa dan mengaburkan fakta. Situasi ini menunjukkan bahwa kurangnya literasi digital dan verifikasi informasi (tabayyun) di kalangan masyarakat dapat dimanfaatkan untuk memecah belah persatuan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta mengutamakan dialog dan musyawarah sebagai jalan keluar untuk setiap perbedaan

Berita-berita hoaks yang bertebaran di media sosial untuk memanaskan situasi, seperti video yang mengklaim anggota DPR berjoget-joget sementara gaji mereka naik hingga Rp3 juta per hari. Selain itu, beredar pula video yang dipotong dari konteks aslinya yang menarasikan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut guru sebagai “beban negara,” serta berbagai berita bohong lainnya yang menargetkan figur publik seperti Uya Kuya. Semua hoaks ini sengaja dibuat untuk memicu kemarahan publik dan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap wakil rakyat. Dengan demikian, kemampuan kita untuk membedakan fakta dan hoaks menjadi benteng utama dalam menjaga ketenangan di era digital ini.

Di balik narasi besar demonstrasi, faktor-faktor internal juga memegang peranan krusial. Tidak jarang, demonstrasi yang awalnya damai berubah menjadi anarkis akibat adanya provokator yang menyusup ke tengah massa, sengaja memicu kerusuhan.

Selain itu, emosi yang tidak terkontrol dari sebagian peserta, didorong oleh ketidakpuasan mendalam terhadap isu tertentu, bisa meledak menjadi tindakan destruktif. Kurangnya komunikasi efektif antara pihak pengunjuk rasa, aparat keamanan, dan pemerintah juga sering kali memperburuk situasi. Ketika dialog tidak terjalin, kekerasan bisa menjadi jalan yang dipilih, mengorbankan keselamatan dan ketertiban umum. Semua faktor ini saling berkaitan, menjadikan penanganan demo yang anarkis sebagai tantangan kompleks yang memerlukan pendekatan multi-aspek.

 Pentingnya Menjaga Kerukunan dan Persatuan (Hubungan dengan Allah dan Hubungan dengan Manusia)

Penting untuk senantiasa mengingatkan kepada kita semua tentang pentingnya menjaga hubungan yang baik, baik dengan Allah (hablum minallah) maupun dengan sesama manusia (hablum minannas). Hal ini perlu ditekankan karena Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin) dan mengajarkan perdamaian. Kerukunan dan persatuan adalah nilai luhur yang menjadi inti ajaran Islam, karena tanpa keduanya, masyarakat akan mudah terpecah belah dan kehilangan arah

 Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hujurat ayat 10:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

Demikian juga Qur’an Surah Ali ‘Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali (agama) Allah secara keseluruhan, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan nikmat-Nya kamu menjadi orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Bahkan Rasulullah juga menegaskan kepada kita

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.

Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.” (HR Bukhari 481)

Anjuran Menjaga Perdamaian dan Ketenteraman Kota (Spesifik Kota Surabaya)

Setiap warga memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan kota. Dengan semangat kebersamaan, mari kita ajak seluruh jamaah untuk sama-sama menjaga ketenteraman Kota Surabaya. Surabaya dikenal sebagai kota yang damai, dan tanggung jawab untuk mempertahankan kedamaian ini berada di pundak setiap warganya. Perlu ditekankan bahwa anarkisme dan provokasi adalah tindakan yang tercela dan dilarang dalam ajaran Islam

Waspada Terhadap Berita Hoax dan Provokasi:

Kita perlu mewaspadai bahaya berita bohong (hoaks) dan provokasi. Berita hoaks memiliki dampak yang sangat merusak, karena dapat memecah belah persatuan dan menimbulkan permusuhan. Oleh karena itu, kita harus mengajak setiap orang untuk tidak mudah percaya atau menyebarkan informasi yang belum diverifikasi. Penting sekali untuk melakukan tabayyun, yaitu klarifikasi atau verifikasi informasisebelum mengambil tindakan apa pun. Dengan bersikap kritis dan bertanggung jawab, kita bisa menjaga diri dan masyarakat dari dampak negatif hoaks

Hal ini seiring dengan seruan Allah SWT dala Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 6:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Kesimpulannya, menjaga perdamaian di “Kota Pahlawan” ini merupakan tanggung jawab kolektif setiap warga, sebagaimana fenomena demonstrasi yang berujung anarkisme sering kali dipicu oleh hoaks dan provokasi yang merusak persatuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mempererat persaudaraan antar-mukmin layaknya satu bangunan yang saling menguatkan, sesuai ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah (hablum minallah) dan sesama manusia (hablum minannas).

Agama Islam mengajarkan perdamaian dan kerukunan, sehingga anarkisme adalah perbuatan yang tercela. Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta bersikap bijak dengan melakukan tabayyun terhadap setiap berita, kita dapat melindungi diri dan masyarakat dari dampak negatif berita bohong.

Dengan demikian, kita bisa menjaga Surabaya sebagai kota yang aman, damai, dan penuh rahmat.

Oleh : Imam Sapari, S.HI, M.Pd.I
Kepala SMP Muhammadiyah 7 Surabaya
ketua Majelis Tabligh PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *